Minggu, 10 Mei 2015
Sabtu, 09 Mei 2015
Tokoh Tari
1. WIWIK WIDIASTUTIK Seorang
pinata tari dari jakarta yang aslinya dari yogyakarta ini tidak diragukan lagi
. Sebagai pinata tari beliau selalu menggali dan mengembangkan budaya betawi .
Karyanya antara lain sebagai berikut :
- Tari Ronggeng blantek
- Tari Ngarojeng
- Tari Topeng
- Tari Kembang Lambangsari
- Tari Ronggeng blantek
- Tari Ngarojeng
- Tari Topeng
- Tari Kembang Lambangsari
2. TJE TJE SUMATRI Seorang
pinata tari dari jabar ( jawa barat ) telah berhasil membakukan gerak gerik
tari sunda , dengan gerak yang beliau bakukan motif gerak tari sunda menjadi
lebih teratur . Dan karya tarinya sebagai berikut :
- Tari Lenyepan
- Tari Sulintang
- Tari Srekar Putr
- Tari Kandangan
- Tari Topeng Keang
- Tari Anjasmara
- Tari Lenyepan
- Tari Sulintang
- Tari Srekar Putr
- Tari Kandangan
- Tari Topeng Keang
- Tari Anjasmara
3. GUGUN GUMBIRA Seorang
pinata tari yang juga berasal dari jawa barat ini mengembangkan tarik rakyat
ketuk tilu menjadi sebuah tontonan yang menarik yaitu tari Jaipongan . Bahkan
tari ini sampai di kenal hingga ke mancanegara . Beliau juga mempunyai sanggar
tari yaitu Sanggar tari jugala yang di khususkan untuk membuat tari-tarian
jaipongan . Karyanya antara lain :
- Tari Daunpulus
- Tari Serat Salira
- Tari Kameutmeut
- Tari Daunpulus
- Tari Serat Salira
- Tari Kameutmeut
4. BAGONG KUSUDIARJO Beliau
merupakan seorang pelukis dan juga pinata tari dari yogyakarta yang sudah
terkenal . Bahkan karyanya telah menyebar keseluruh pelosok nusantara . Tari
ini di sukai karena beragam dan berlatar belakang tradisi dari budaya-budaya
diseluruh indonesia . Ini adalah karya tarinya :
- Tari Tani
- Tari Batik
- Tari Wira Pertiwi
- Tari Reog
- Tari Keris
- Tari Bhayangkari
- Tari Tani
- Tari Batik
- Tari Wira Pertiwi
- Tari Reog
- Tari Keris
- Tari Bhayangkari
5. R.L SASMITA MARDAWA seorang seniman tari yang juga berasal dari yogyakarta
ini mengembangkan tari bergaya klasik . Karya karnyanya antara lain :
- Tari Sari Kusuma
- Tari Golek Ayun-Ayun
- Tari Golek Kenyo Tinembe
- Tari Serimpi
- Tari Beksan menar Umar maya Umar madi
- Tari Beksa Menak Kelaswara Adaninggar
- Tari Sari Kusuma
- Tari Golek Ayun-Ayun
- Tari Golek Kenyo Tinembe
- Tari Serimpi
- Tari Beksan menar Umar maya Umar madi
- Tari Beksa Menak Kelaswara Adaninggar
6. S.MARIDI Seorang
seniman tari dari surakarta yang karya-karyanya menggunakan gerak tradisional
khususnya yang bergaya dari surakarta itu sendiri . Dan karya-karnya sebagai
berikut :
- Tari Merak Subal
- Tari Bondan Tani
- Tari Gambyang Pareanom
- Tari Eko Prawira
- Tari Pejuang
- Tari Merak Subal
- Tari Bondan Tani
- Tari Gambyang Pareanom
- Tari Eko Prawira
- Tari Pejuang
7. I WAYAN DIBIG Seorang
yang sudah ahli di bidang seni tari yang banyak mengembangkan tari-tarian yang
berciri kebudayaan bali ada 2 tari yang telah di kembangkan antara lain
- Tari Manuk Rawa
- Tari Jaran Teji
- Tari Manuk Rawa
- Tari Jaran Teji
a. Bagong Kusudiarjo
Bagong Kusudiarjo adalah tokoh terkenal
dengan penataan tari yang sangat bagus. Selain di bidang seni tari, Bagong
Kusurdiarjo juga terkenal sebagai pelukis dari Yogyakarta. Beliau sangat
terkenal dengan karyanya yang beragam latar tradisi dan budayanya dari seluruh
Indonesia.
Karya-karya beliau, antara lain :
1) Tari Batik
2) Tari Keris
3) Tari Reog
b. S. Maridi
S. Maridi terkenal sebagai seniman tari
yang karya-karyanya banyak menggunakan gerak tradisional. Beliau berasal dari
Surakarta. Hasil-hasil karyanya, yaitu:
1) Tari Gombyang Pareanom
2) Tari Merak Subai
3) Tari Bondan Tani
c. R.I. Sasmita Mardono
Beliau berasal dari Yogyakarta. Seni tari
yang beliau ciptakan merupakan hasil dari pengembangan tari-tari klasik gaya
Yogyakarta. R.I. Sasmito Mardono adalah seniman yang mengembangkan Tari Meraj
Yogyakarta. Karya-karya beliau adalah:
1) Tari Golek Ayun-Ayun
2) Tari Golek Kenya
Tinembe
3) Beksan Menak
Umaryono-Umardi
d. I Wayan Dibia
Sesuai dengan namanya. I Wayan Dibia
berasal dari Bali. Beliau adalah seniman yang banyak mengembangkan tari gaya
Bali, karya beliau yang terkenal adalah Tari Jaran Teji.
e. Tjetje Sumantri
Beliau adalah seniman berasal dari Jawa
Barat. Beliau termasuk salah seorang yang membakukan gerakan-gerakan tari
Sunda. Karya-karya beliau, antara lain:
1) Tari Sulintang
2) Tari Topeng Klana
3) Tari Anjasmara
MACAM-MACAM TANAH DI INDONESIA
Tanah gambut (organosol)
Tanah gambut berwarna hitam, memiliki kandungan air dan bahan organik yang tinggi, memiliki pH atau tingkat keasaman yang tinggi, miskin unsur hara, drainase jelek, dan pada umumnya kurang begitu subur
Tanah gambut berwarna hitam, memiliki kandungan air dan bahan organik yang tinggi, memiliki pH atau tingkat keasaman yang tinggi, miskin unsur hara, drainase jelek, dan pada umumnya kurang begitu subur
Tanah Latosol
Tanah latosol adalah
tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Tanah ini berwarna merah
hingga kuning, sehingga sering disebut tanah merah. Tanah latosol tersebar di
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua. Tumbuhan yang dapat
hidup di tanah latosol seperti padi, palawija, sayuran, buah-buahan, karet,
cengkih, cokelat, kopi, dan kelapa sawit.
Tanah Regosol
Tanah regosol adalah
tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api. Tanah regosol berupa
tanah aluvial yang baru diendapkan. Tanah jenis ini banyak terdapat di
Bengkulu, pantai Sumatera Barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Material
jenis tanah ini berupa abu vulkan dan pasir vulkan. Tanah regosol sangat cocok
ditanami padi, tebu, palawija, tembakau, dan sayuran.
Tanah Aluvial
Tanah aluvial adalah
tanah yang terbentuk dari material halus hasil pengendapan aliran sungai.
Umumnya terdapat di dataran rendah atau lembah. Tanah aluvial ini terdapat di
pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa, dan di sepanjang Sungai Barito,
Mahakam, Musi, Citarum, Batanghari, dan Bengawan Solo.
Tanah Litosol
Tanah litosol adalah
tanah berbatu-batu. Materi pembentuknya berasal dari batuan keras yang belum
mengalami pelapukan secara sempurna. Tanaman yang dapat tumbuh di tanah
litosol, yaitu rumput ternak, palawija, dan tanaman keras.
Tanah Grumosol
Tanah grumusol adalah
tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Jenis tanah ini berwarna
kelabu hitam dan bersifat subur. Tanah ini tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur,
Madura, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Tanaman yang dapat tumbuh di tanah
grumusol adalah padi, jagung, kedelai, tebu, tembakau, dan jati.
Tanah Andosol
Tanah andosol adalah
tanah yang berasal dari abu gunung api. Tanah andosol terdapat di lereng-lereng
gunung api, seperti di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera, dan
Minahasa. Vegetasi yang tumbuh di tanah andosol adalah vegetasi pada hutan hujan
tropis, bambu, dan rumput.
Tanah podzolik merah-kuning
Tanah podzolik merah-kuning merupakan jenis tanah yang memiliki persebaran terluas di Indonesia
Tanah podzolik merah-kuning merupakan jenis tanah yang memiliki persebaran terluas di Indonesia
Tanah rendzina
Tanah rendzina tersebar tidak begitu luas di beberapa pulau Indonesia. Berdasarkan luasannya, daerah-daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah ini adalah Maluku, Papua, Aceh, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Pegunungan Kapur di Jawa
Tanah rendzina tersebar tidak begitu luas di beberapa pulau Indonesia. Berdasarkan luasannya, daerah-daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah ini adalah Maluku, Papua, Aceh, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Pegunungan Kapur di Jawa
Vulkanik
Tanah vulkanik adalah tanah hasil pelapukan abu vulkanik dari gunung
berapi. Tanah vulkanik dibagi menjadi dua.
Tanah Kapur
Tanah kapur adalah
tanah yang berasal dari batu kapur yang mengalami pelapukan. Tanah kapur
terdapat di daerah perbukitan kapur Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan Sulawesi Selatan. Tanaman yang dapat hidup di tanah kapur adalah palawija
dan jati.
Tanah
Humus
Tanah humus merupakan tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik dan
bersifat sangat subur. Tanah humus berwarna kecoklatan dan cocok untuk tanaman
kelapa, nanas, dan padi. Tanah jenis ini banyak terdapat di P. Sumatra,
Sulawesi, Jawa Barat, Kalimantan, dan Papua.
Tanah Laterit
Tanah laterit adala tanah hasil ‘pencucian’ sehingga kurang subur,
kehilangan unsur hara, dan tandus. Tanah ini awalnya subur namun karena zat
haranya dilarutkan oleh air maka menjadi tidak subur
Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang
terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan
berkerikil.
Tanah Argosol
Tanah argosol atau
tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan rawa yang
mengalami pembusukan. Jenis tanah ini berwarna hitam hingga cokelat. Tanah
jenis ini terdapat di rawa Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Tanaman yang tumbuh
di tanah argosol adalah karet, nanas, palawija, dan padi.
Otot
OtotadalahJaringan dalam tubuh manusia dan hewan
yang berfungsi sebagai
alat gerak aktif yang
menggerakkan tulang
Otot
jantung hanya ditemukan di jantung. Otot jantung juga tergolong
otot tidak sadar. Otot
jantung mempunyai garis-garis seperti otot
rangka namun, otot jantung
mirip otot polos karena tergolong otot tidak
sadar. Otot jantung
berkontraksi sekitar 70 kali per menit sepanjang hari selama hidup. otot
jantung berkontraksi pada saat jantung berdenyut. Otot ini
tidak dapat dikontrol oleh
kemampuan sadar. Ciri-cirinya adalah bentknya silindris tetapi bercabang
membentk anyaman
Otot
polos terdapat pada dinding organ dalam seperti lambung usus
halus, rahim, kantung
empedu, dan pembuluh darah. Otot polos
berkontraksi dan
berelaksasi dengan lambat. Otot ini berbentuk
gelendong dan memiliki
sebuah inti pada tiap selnya
tanpa henti.Ciri-cirinya
adalah lambat menanggapi jika adanya rangsangan, dan tidak memiliki daerah
gelap dan terang.
Otot
Rangka adalah otot yang paling banyak di dalam tubuh. Jika
diamati di bawah
mikroskop, sel-sel otot rangka terlihat bergaris-garis
melintang, sehingga otot
ini juga disebut dengan otot lurik. Otot rangka
melekat pada tulang dengan
perantaraan tendon. Otot ini disebut lurik, karena pada otot ini tampak daerah
gelap (miosin) dan terang (aktin) yg berselang seling. Disebt jga otot rangka,
karena melekat di rangka. Ciri cirinya adalah berbentuk silindris, memanjang
dan berinti sel banyak, bergerak dalam wakt cepat, dan cepat lelah.
Tendon
adalahpita tebal, berserabut, dan liat yang melekatkan otot pada
tulang.
Otot rangka tergolong otot
sadar. Kita bisa mengontrol penggunaan
otot ini dan menentukan
kapan berjalan dan kapan tidak. Otot
rangka cenderung cepat
berkontraksi dan cepat lelah
- Bentuk : seperti gelendong yang masing2 ujungnya runcing
- Letak Inti sel : ditengah
- Jumlah inti : 1
- Warnanya : polos, dengan sitoplasma bening
- Gerakannya dipengaruhi oleh saraf otonom
- Lambat terhadp rangsangan
- Merupakan otot tidak sadar
- Membentuk lapisan otot pada dinding usus, pembuluh darah, saluran kemih dan saluran ekskresi.
OTOT LURIK :
- Memiliki sel-sel yang tidak jelas batasnya
- Bentuk : panjang
- Letak inti sel : di tepi sel
- Jumlah inti : banyak
- Membentuk otot rangka yang menempel pada tulang/rangka
- Gerakan dipengaruhi saraf sadar
- Merupakan otot sadar
- Pada sitoplasma terdapat daerah terang dan daerah gelap (tampak lurik)
- Tidak memiliki percabangan
- Kerjanya kuat, ada periode istirahat.
OTOT JANTUNG :
- Memiliki sel-sel yg tidak jelas batasnya
- Bentuk : panjang (seperti otot lurik)
- Merupakan organ jantung
- Letak inti : di tengah-tengah sel
- Jumlah inti : banyak
- Kerjanya cepat dan tidak pernah berhenti
- Gerakannya dipengaruhi oleh saraf otonom (sama dengan otot polos)
Distrofi Otot
Distrofi otot merupakan sekelompok penyakit otot, masing-masing
disebabkan oleh ketidaknormalan gen tertentu, dengan ketidakberdayaan,
kelemahan dan kontraktur otot meningkat. Walaupun ketidaknormalan gen sering
kali diturunkan, itu dapat juga terjadi secara seketika. Penyakit ini dapat
timbul bahkan ketika tidak ada seorangpun dalam keluarga yang mengalaminya.
Beberapa distrofi otot sangat akut, sementara lainnya hanya
menyebabkan gejala ringan. Pada anak, yang paling umum adalah distrofi otot
Duchenne, penyakit otot akut yang biasanya hanya menyerang anak laki-laki.
Tidak seperti anak perempuan, anak laki-laki yang mengalaminya tidak memiliki
kromosom X kedua untuk mengimbangi kromosom X pembawa gen tidak normal.
Kelemahan diketahui ketika mereka mulai berjalan atau berlari. Tanda khas
termasuk berjalan jinjit dan betis besar. Penyakit ini terjadi pada satu
berbanding 3000 bayi laki-laki yang lahir.
Bentuk yang relatif umum lainnya dari distrofi otot termasuk
distrofi otot korset anggota badan, distrofi otot fasioskapulohnumeral dan
distrofi miotonik. Kedua jenis kelamin dapat terkena, dimana gen tidak normal
bukan pada kromosom X. Penyakit ini dimulai pada masa dewasa maupun masa
anak-anak. Selain kelemahan dan ketidakberdayaan, distrofi miotonik
menyebabkan kekakuan otot dengan kesulitan dalam pelemasan disebut miotonia.
Pada beberapa distrofi otot, jantung mungkin juga terlibat.
Pengertian kami tentang distrofi otot jauh meningkat dalam satu
atau dua dekade terakhir. Kami sekarang tahu gen mana yang tidak normal dan
bagaimana mereka menyebabkan penyakit pada berbagai distrofi otot. Sebagai
contoh, pada distrofi otot Duchenne, gen tidak normal pembawa kode untuk
protein pada permukaan sel otot. Ketidakadaan protein ini mengakibatkan kerusakan
permukaan sel otot dan merusak otot. Terobosan ilmiah seperti ini membawa
harapan bahwa peyembuhan akan ditemukan untuk distrofi otot menggunakan terapi
gen.
Cendikiawan Islam Dan Peranannya Pada Zaman Abbasiyah. Al-fazary
Abu Abdallah Muhammad ibn Ibrahim
al-Farazi (796-806) adalah seorang filsuf muslim, matematikawan, dan
astronom.Beliau lahir di tengah keluarga ilmuwan. Ayah beliau, Ibrahim al
Fazari, juga seorang astronomer dan matematikawan. Beberapa sumber mengatakan
bahwa dilihat dari nama, beliau berasal dari Arab tapi mempelajari ilmu di
Persia dan sumber yang lain mengatakan bahwa beliau adalah seorang Persia. Al
Farazi menetap serta berkarya di Baghdad, Irak, ibu kota kekhalifahan
Abbasiyah.
Al Farazi adalah salah satu astronom
paling awal di dunia Islam. Beliau memegang peran penting dalam kemajuan ilmu
astronomi di masa Abbasiyah. Al Fazari menerjemahkan beberapa literatur asing
ke dalam bahasa Arab dan Persia. Bersama dengan beberapa cendekiawan lain,
seperti Naubakht, Masha'Alhah, dan Umar ibnu al-Farrukhan al-Tabari, beliau
meletakkan dasar-dasar ilmu pengetahuan di dunia Islam. Dinasti Abbasiyah yang
berkuasa saat itu memberikan peluang dan dukungan yang sangat besar dalam
pengembangan ilmu pengetahuan apalagi dalam bidang astronomi. Khalifah
al-Mansyur adalah penguasa Abbasiyah pertama yang memberi perhatian serius
dalam pengkajian astronomi dan astrologi. Beliau tidak segan untuk mengeluarkan
dana besar untuk memulai pengembangan ilmu ini.
Khalifah mengumpulkan dan mendorong
cendekiawan muslim untuk menerjemahkan beragam literatur yang berasal dari
Yunani, Romawi Kuno, India, hingga Persia. Sang khalifah menunjuk seorang ahli
astronomi yang bernama Naubahkh untuk memimpin upaya itu. Khalifah meulis surat
pada kaisar Bizantium agar mengirimkan buku-buku ilmiah untuk diterjemahkan,
termasuk buku-buku tentang ilmu astronomi. Secara khusus, sang khalifah meminta
al Fazari untuk menerjemahkan sebuah buku tentang astronomi dari India yang
berjudul Sindhind, tylisan Brahmaghupta. Buku tersebut dibawa oleh seorang
pengembara dan ahli astronomi India bernama Mauka ke Baghdad dan segera menarik
perhatian kaum cendekia di sana. Al Fazari menunaikan tugas dengan baik.
Al Fazari, ungkap Ehsan Masood dalam bukunya
"Ilmuwan Muslim Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern", saat itu telah
menguasai astronomi sehingga di bawah arahan khalifah langsung beliau mampu
menerjemahkan dan menyadur teks astronomi India kuno yang sangat teknis
tersebut. Kemudia beliau memberi judul Zij al Sinin al Arab (Tabel Astronomi
Berdasarkan Penanggalan Bangsa Arab) pada karya terjemahannya tersebut.
Ilmuwan terkemuka bernama Yaqub ibnu
Tariq juga turut membantu dalam proyek pengalihan bahasa tersebut. Menurut
Ehsan Masood, penerjemahan Sindhind sangat berharga. Bukan hanya karena wawasan
astronominya tapi juga sistem penomoran India yang ada di dalamnya. Hasil kerja
Al Farazi melalui penerjemahan mengenalkan sistem penomoran tersebut ke dunia
Arab.
Al-fargani
Al-Farghani adalah seorang ahli
astronomi muslim yang sangat berpengaruh. Nama lengkapnya adalah Abu al-Abbas
bin Muhammad bin Kalir al-Farghani. Di Barat, para ahli astronomi abad
pertengahan mengenalnya dengan sebutan al-Farghanus.
Al-Farghani berasal dari Farghana,
Transoxania. Farghana adalah sebuah kota di tepi sungai Sardaria, Uzbekistan.
Ia hidup di masa pemerintahan khalifah al-Ma'mun (813-833) hingga masa kematian
al-Mutawakkil (847-881). Al-Farghani sangat beruntung hidup di dua masa
tersebut karena pemerintah kekhalifahan memberi dukungan penuh bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Buktinya, sang khalifah membangun
sebuah lembaga kajian yang disebut Akademi al-Ma'mun, dan mengajak al-Farghani
untuk bergabung. Bersama para ahli astronomi lain, ia diberi kesempatan
menggunakan peralatan kerja yang sangat canggih pada masa itu. Ia memanfaatkan
fasilitas yang ada untuk mengetahui ukuran bumi, meneropong bintang, dan
menerbitkan laporan ilmiah. Pada tahun 829, al-Farghani melakukan penelitian di
sebuah observatorium yang didirikan oleh khalifah al-Ma'mun di Baghdad. Ia
ingin mengetahui diameter bumi, jarak, dan diameter planet lainnya. Pada
akhirnya, ia berhasil menyelesaikan penelitian tersebut dengan baik.
Al-Farghani juga termasuk orang yang
turut memperindah Darul Hikmah al-Ma'mun dan mengambil bagian dalam proyek
pengukuran derajat garis lintang bumi. Al-Farghani juga berhasil menjabarkan
jarak dan diameter beberapa planet. Pada masa itu, hal tersebut merupakan
pencapaian yang sangat luar biasa.
Hasil penelitian al-Farghani di bidang astronomi ditulisnya dalam berbagai
buku. Harakat as-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum (Asas-Asas Ilmu
Bintang)adalah salah satu karya utamanya yang berisi kajian
bintang-bintang. Sebelum masa Regiomontanus, Harakat as-Samawiyya wa
Jawami Ilm an-Nujum adalah salah satu buku yang sangat berpengaruh
bagi perkembangan astronomi di Eropa.
Di dalam buku tersebut, al-Farghani
memang mengadopsi sejumlah teori Ptolemaeus, tapi ia mengembangkanya lebih
lanjut hingga membentuk teorinya sendiri. Tak heran, Harakat
a-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum mendapatkan respon yang positif
dari para ilmuwan muslim dan non muslim. Buku ini pun diterjemahkan dalam
berbagai bahasa. Harakat as-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum yang
diterjemahkan dalam bahasa Inggris mengalami perubahan judul menjadi The
Elements of Astronomy. Pada abad XII, buku ini diterjemahkan pula dalam dua
versi bahasa Latin. Salah satunya diterjemahkan oleh John Seville pada tahun
1135, sebelum kemudian direvisi oleh Regiomontanus pada tahun 1460-an. Sebelum
tahun 1175, karya ini juga sempat diterjemahkan oleh Gerard Ceremona.
Jabir batany
Al-Battani lahir pada tahun 858 di
Battan, Harran. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Jabir Ibnu
Sinan al-Battani. Namun, para penulis abad pertengahan lebih sering menyebutnya
dengan nama Albetegni atau al-Batenus.
Ketertarikan al-Battani pada benda-benda
langit membuatnya menekuni bidang astronomi. Ia mendapat pendidikan tersebut
dari sang ayah, Jabir Ibn San’an al-Battani, yang juga seorang ilmuwan. Dengan
kecerdasannya, al-Battani mampu menguasai semua pelajaran yang diberikan
ayahnya dan menggunakan sejumlah peralatan astronomi dalam waktu yang cukup
singkat. Beberapa waktu kemudian, ia meninggalkan Harran menuju kota Raqqa yang
terletak di tepi sungai Eufrat. Di kota ini, ia melanjutkan pendidikan dan
mulai melakukan bermacam penelitian, yang kemudian menghasilkan sejumlah
penemuan penting yang berguna bagi masyarakat dan pemerintah. Pada tanggal 14
September 786, khalifah Harun al-Rasyid, khalifah kelima Dinasti Abbasiyah,
membangun sejumlah istana di kota tersebut sebagai bentuk penghargaannya atas
penemuan al-Battani. Usai pembangunan tersebut, kota Raqqa berubah menjadi
pusat kegiatan ilmu pengetahuan dan perdagangan yang ramai.
Sebagai seorang ahli astronomi,
al-Battani menghasilkan sejumlah penemuan astronomi yang penting bagi dunia. Ia
adalah ilmuwan pertama yang mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan bumi
mengelilingi matahari, yaitu 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik. Angka
yang ditunjukkan dalam perhitungannya itu mendekati angka yang dihasilkan para
ilmuwan modern saat melakukan penelitian yang sama dengan menggunakan alat yang
lebih akurat. Ketika alat astronomi canggih belum ditemukan, al-Battani dikenal
telah melakukan penelitian terhadap bermacam benda langit.
Selama 42 tahun, al-Battani terus
melakukan penelitian semacam itu dan menghasilkan sejumlah penelitian yang
mengagumkan. Ia menemukan garis bujur terjauh matahari mengalami pengingkatan
16,470 sejak perhitungan yang dilakukan Ptolomeus beberapa abad
sebelumnya. Hal ini kemudian menghasilkan satu penemuan penting tentang gerak
lengkung matahari. Al-Battani juga bisa menentukan kemiringan ekliptik, panjang
musim, dan orbit matahari secara akurat. Ia bahkan berhasil menemukan orbit
bulan dan planet, dan menetapkan Teori Kemunculan Bulan Baru. Pada tahun 1749,
penemuan al-Battani mengenai garis lengkung bulan dan matahari digunakan
Dunthorne untuk menentukan gerak akselerasi bulan.
Abu ja’far muhammad
Nama lengkapnya adalah Abu Ja'far
Muhammad bin Jari At-Tabari, beliau lebih dikenal dengan nama at-Tabari atau
Ibnu Jarir at-Tabari, beliau seorang sejarahwan dan ahli tafsir terkemuka
kelahiran kota Amul, Tabaristan (di Iran) pada tahun 225 Hijriyah atau 839
sesudah Masehi. Kota Amul tersebut merupakan tempat berkembangnya kebudayaan
Islam, namun ia lebih banyak menghabiskan waktunya di kota Baghdad.
Di kota Baghdad, ia pernah ditunjuk
menjadi hakim, tetapi ia menolaknya. Lalu, pemerintah juga pernah memintanya
menjadi hakim yang menangani perkara-perkara kezaliman para pejabat. Namun, ia
pun tetap menolaknya.
Pada saat berusia kurang lebih 85 tahun,
beliau wafat di kota Baghdad, tepatnya pada tahun 310 Hijriyah atau bertepatan
dengan tahun 923 sesudah Masehi.
Sebagian besar hidupnya di isi dengan
mengajar dan menulis. Salah seorang muridnya, yakni Ibnu Kumail, menjelaskan
bagaimana gurunya membagi waktu setiap ahri. Pagi sampai siang hari
digunakannya untuk menulis. Di dalam satu hari beliau sanggup menulis 40
halaman karya ilmiah. Adapun pada sore hari, ia memberi pelajaran al-Qur'an dan
tafsir di mesjid. Lalu, selepas maghrib ia memberikan pelajaran ilmu fikih.
Untuk melanjutkan sekolahnya ke pusat-pusat studi Islam, at-Tabari pertama kali
berangkat ke kota Rayy, Iran. Setelah itu ia pindah ke kota Baghdad untuk
menemui Imam Ahmad bin Hanbal. Namun sebelum ia sampai ke kota tersebut, Imam
Hanbali meninggal dunia (241 H/855 M). Lalu, ia pergi ke kota Wasit dan Basrah
untuk mengikuti beberapa kuliah. Setelah itu beliau melanjutkan perjalanan ke
kota kota Kufah untuk mendalami hadis dan ilmu-ilmu yang terkait dengannya.
Kemudian beliau kembali ke kota Baghdad
untuk belajar ilmu-ilmu al-Qur'an dan fikih, khususnya fikih Syafi'i. Pada
tahun 253 H/867 M, beliau pergi ke kota Fustat, Mesir, dan singgah di Suriah
untuk belajar ilmu hadis. Setelah itu, ia kembali lagi ke kota Baghdad dan
berhasil menulis berbagai karya monumental yang tetap banyak digunakan sampai
saat ini.
Kitab tafsirnya yang paling terkenal
adalah kitab Jami' al-Bayan Fi tafsir al-Qur'anatau lebih di kenal
dengan nama kitab Tafsir at-Tabari. Kitab itu berorientasi pada permasalahan
tafsir hukum (fiqih), karena ia juga terkenal sebagai seorang fuqaha lewat
karyanya Iktilaf al-Fuqaha' (perbedaan pendapat para ulama).
Ibnu sina
Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin
Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Sina atau
Aviciena lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama Khormeisan dekat
Bukhara. Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari keluarga
bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang
disampaikan oleh ayahnya. Kecerdasannya yang sangat tinggi membuatnya sangat
menonjol sehingga salah seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina tidak
terjun ke dalam pekerjaan apapun selain belajar dan menimba ilmu.
Dengan demikian, Ibnu Sina secara penuh
memberikan perhatiannya kepada aktivitas keilmuan. Kejeniusannya membuat ia
cepat menguasai banyak ilmu, dan meski masih berusia muda, beliau sudah mahir
dalam bidang kedokteran. Beliau pun menjadi terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh
bin Mansur yang memerintah antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat jatuh
sakit memanggil Ibnu Sina untuk merawat dan mengobatinya.
Berkat itu, Ibnu Sina dapat leluasa
masuk ke perpustakaan istana Samani yang besar. Ibnu Sina mengenai perpustakan
itu mengatakan demikian; “Semua buku yang aku inginkan ada di situ. Bahkan aku
menemukan banyak buku yang kebanyakan orang bahkan tak pernah mengetahui
namanya. Aku sendiri pun belum pernah melihatnya dan tidak akan pernah
melihatnya lagi. Karena itu aku dengan giat membaca kitab-kitab itu dan
semaksimal mungkin memanfaatkannya... Ketika usiaku menginjak 18 tahun, aku
telah berhasil menyelesaikan semua bidang ilmu.” Ibnu Sina menguasai berbagai
ilmu seperti hikmah, mantiq, dan matematika dengan berbagai cabangnya.
Kesibukannya di pentas politik di istana Mansur, raja dinasti Samani, juga
kedudukannya sebagai menteri di pemerintahan Abu Tahir Syamsud Daulah Deilami
dan konflik politik yang terjadi akibat perebutan kekuasaan antara kelompok
bangsawan, tidak mengurangi aktivitas keilmuan Ibnu Sina. Bahkan safari
panjangnya ke berbagai penjuru dan penahanannya selama beberapa bulan di
penjara Tajul Muk, penguasa Hamedan, tak menghalangi beliau untuk melahirkan
ratusan jilid karya ilmiah dan risalah.
Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa
abad menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas
kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit.
Ibnu miskawaih
Nama Lengkapnya adalah Ahmad Ibn
Muhammad Ibn Yaqub Ibn Miskawaih, adalah seorang filosof muslim yang di anggap
mampu memadukan dua tradisi pemikiran Yunani dan Islam, di samping juga ahli
dalam filsafat Romawi, India, Arab, dan Persia, yang memusatkan perhatiannya
pada filsafat etika Islam, meskipun sebenarnya Ibnu Miskawaih adalah seorang
dokter, sejarawan dan ahli bahasa.[T.J.De Boer, Tarikh al –Falsafah fi
al-islam. Terjemah Muhd. Abd al-Hadi Abu Ridah.Kairo Maktabah al-Nahdlah
al-Mishriyyah. Tt. hlm 73] Ia lahir pada tahun 320 H/932 M di Rayy
(Teheran Iran) dan meninggal di Istafhan pada tanggal 9 Shafar tahun 412 H/16
Februari 1030 M, Ibnu Miskawaih hidup pada masa pemerintahan dinasti
Buwaihiyyah (320-450 H/932-1062 M) yang besar pemukanya bermazhab Syi‟ah. Latar
belakang pendidikannya tidak diketahui secara rinci, cuma sebagian antara lain
terkenal mempelajari sejarah dari Abu Bakar Ahmad Ibn Kamil al-Qadhi,
mempelajari filsafat dari Ibn al-Akhmar dan mempelajari kimia dari Abi Thayyib.
Dalam bidang pekerjaan tercatat bahwa
pekerjaan utama Ibn Miskawaih adalah
bendaharawan, sekretaris, pustakawan, dan pendidik anak para pemuka
dinasti Buwaihiyyah. Keahlian Ibnu Miskawaih dibuktikan dengan karya tulisnya
berupa buku dan artikel. Pokok-pokok pemikiran filsafat etika Ibn Miskawaih
secara terperinci dipaparkan dalam karya monumentalnya Tahdzib al-al-Akhlaq wa
Tathhir al-A`raq. Karya ini terdiri dari tujuh bab yang secara sistematis
dimulai dengan pembahasan tentang jiwa; pada bab dua, tentang fitrah manusia
dan asal usulnya bab tiga, yang merupakan bagian utama akhlak, membicarakan
keutamaan, terutama membicarakan tentang kebaikan dan kebahagiaan; bab keempat,
tatkala membicarakan keadilan dia mengikuti ethics Aristoteles, bab kelima
membahas persahabatan dan cinta kembali mengikuti Aristoteles. Pada bab keenam
dan ketujuh membahas pengobatan ruhani dan dia mengikuti Muhammad Ibnu Zakaria
al-Razi dalam kitab “ al-Tibb al-Ruhani” dan Ibnu Miskawaih menggunakan istilah
yang hampir sama, Tibb al-Nufus. Dalam kitab ini membahas hal yang berkaitan dengan
berbangga diri, susah dan takut mati serta penyembuhan penyakit jiwa yang oleh
al-Kindi di tulis sebuah penjelasan tentang menolak kesedihan. [F M.M.
Syarif (ed) A. History of Muslim Philoshopy, Waesbaden: Otto Harrosowitz, 1963,
Vol. I hlm 90-96]. Jumlah buku dan artikel yang berhasil ditulis oleh Ibnu Miskawaih ada 41
buah. Semua karyanya tidak luput dari kepentingan pendidikan akhlak (Tahzib
al-Akhlak), diantara karyanya adalah: al-Fauz al-Akbar, Al-Fauz al-Asghar
(tentang metefisika: ketuhanan, jiwa dan kenabian)dan masih banyak yang
lainnya.
Ayyub
SALAH 1
Nabi Ayub a.s. menggambarkan manusia yang paling sabar, bahkan boleh dikatakan bahawa
baginda berada di puncak kesabaran. Sering orang mengagumi kesabaran kepada
Nabi Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Nabi Ayub. Jadi, Nabi Ayub
menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada
setiap bahasa, pada setiap agama, dan pada setiap budaya.Allah SWT telah memujinya dalam kitab-Nya yang
berbunyi:
"Sesungguhnya Kami dapati dia
(Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat
(kepada Tuhannya)." (Al-Quran Surah. Sod: 44)
Dalam pandangan/ perspektif Islam, ايوب (Ayyub/Eyub/Ejub) (circa 1600 BC - 1500 BC?)[1] [2]. Nabi Ayub AS ialah
salah seorang 25 Nabidan Rasul yang wajib diketahui dalam Islam, juga baginda
merupakan salah seorang dari Nabi-Nabi Bani Israel dan salah seorang manusia pilihan dari sejumlah manusia pilihan yang mulia.
Allah telah menceritakan dalam kitab-Nya dan memujinya dengan berbagai sifat
yang terpuji secara umum dan sifat sabar atas ujian secara khusus. Allah telah
mengujinya dengan anaknya, keluarganya dan hartanya, kemudian dengan tubuhnya.
Allah SWT telah mengujinya dengan ujian yang tidak pernah ditimpakan kepada
siapa pun, tetapi ia tetap sabar dalam menunaikan perintah Allah dan
terus-menerus bertaubat kepada-Nya.
Setelah Nabi Ayub AS menderita penyakit
kronik dalam jangka masa yang cukup lama, dimana sahabat dan keluarganya telah
melupakannya, maka baginda telah menyeru kepada Rabbnya, “(Ya Rabbku),
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang
di antara semua penyayang.” (Surah Al-Anbiya’: 83). Dikatakan kepadanya,
“Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.” (Surah Sod:
42). Nabi Ayub AS telah menghentakkan kakinya, maka memancarlah mata air yang
dingin kerana hentakan kakinya tersebut. Dikatakan kepadanya, “Minumlah darinya
serta mandilah.” Nabi Ayub AS melakukannya, maka Allah Ta’ala menghilangkan
penyakit yang menimpa batinnya dan zahirnya.
Kemudian Allah mengembalikan kepadanya;
keluarganya, hartanya, sejumlah nikmat serta kebaikan yang dikurniakan
kepadanya dalam jumlah yang banyak. Dengan kesabarannya itu maka baginda
merupakan suri teladan bagi orang-orang yang sabar, penghibur bagi orang-orang
yang mendapat ujian atau ditimpa musibah serta pelajaran berharga bagi
orang-orang yang mahu mengambil pengajaran.*
Ketika Nabi Ayub AS sakit, maka baginda
telah menemukan kepingan wang milik isterinya yang diperoleh dari hasil pekerjaannya
melakukan sesuatu, sehingga baginda bersumpah akan mencambuknya seratus kali
cambukan. Kemudian Allah meringankannya dari Nabi Ayub AS dan isterinya, seraya
dikatakan kepadanya: “Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput).” Yakni
seikat jerami, lalang, tangkai atau yang lainnya sebanyak seratus biji,
kemudian pukullah ia dengannya “… dan janganlah kamu melanggar sumpah.” (Surah
Sod: 44). Yakni melanggar sumpahmu.
Dalam ayat di اatas terdapat dalil
bahawa kifarat sumpah tidak disyariatkan kepada seseorang sebelum syariat kita,
serta kedudukan sumpah di hadapan mereka adalah sama dengan nazar, yang mesti dipenuhi.
Juga dalam ayat tersebut terdapat dalil,
bahawa bagi orang yang tidak mungkin dilaksanakan hukuman had ke atasnya kerana
kondisinya yang lemah atau alasan lainnya, hendaklah diperlakukan kepadanya
hukuman yang disebut dengan hukuman tersebut, kerana tujuan dari perlakuan
hukuman itu ialah pemberian rasa jera, bukan merosakkan atau menghancurkan.
·
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik RA dari Nabi SAW,
baginda bersabda, “Sesungguhnya Nabi Allah Ayub AS diuji dengan musibah
tersebut selama lapan belas tahun, dimana keluarga dekat serta keluarga yang
jauh telah menolaknya dan mengusirnya kecuali dua orang lelaki dari
saudara-saudaranya, dimana keduanya telah memberinya makan dan mengunjunginya.
Kemudian pada suatu hari salah seorang dari kedua saudaranya itu berkata kepada
saudaranya yang satu, ‘Demi Allah, perlu diketahui, bahawa Ayub telah melakukan
suatu dosa yang belum pernah dilakukan siapa pun di dunia ini.’ Sahabatnya itu
bertanya, ‘Dosa apakah itu?.’ Saudaranya tadi berkata, ‘Selama lapan belas
tahun Allah tidak merahmatinya, sehingga menyembuhkannya dari penyakit yang
dideritanya.’ Ketika keduanya mengunjungi Ayub AS maka salah seorang dari kedua
saudaranya itu tidak dapat menahan kesabarannya, sehingga ia menyampaikan
pembicaraan tersebut kepadanya. Ayub AS menjawab, ‘Aku tidak mengetahui apa
yang kamu berdua bicarakan, kecuali Allah Taala telah memberitahukan; bahawa
aku diperintah untuk mendatangi dua orang lelaki yang berselisih supaya
keduanya mengingati Allah. Sedang aku akan kembali ke rumahku dan menutup diri
dari keduanya, kerana merasa benci dalam mengingati Allah, kecuali dalam
kebenaran.’”
Nabi SAW bersabda, “Ketika Ayub AS pergi
menunaikan hajatnya maka isterinya memegang tangannya hingga selesai. Suatu
hari isterinya terdatang lewat dan Ayub AS menerima wahyu, ‘Hentakkanlah
kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.’ (Surah Sod: 42) Ketika
isterinya datang dan bermaksud menemuinya, maka ia melayangkan pandangannya
dalam keadaan tertegun, dan Ayub AS menyambutnya dalam rupa dimana Allah telah
menyembuhkan penyakit yang dideritanya, dan rupanya sangat tampan seperti
semula. Ketika isterinya melihatnya, seraya bertanya, ‘Semoga Allah
memberkatimu, apakah engkau melihat nabi Allah yang sedang diuji? Demi Allah,
bahawa aku melihatnya mirip denganmu saat ia sihat.’ Ayub AS menjawab,
‘Sesungguhnya aku ini adalah dia.’ Ketika itu di hadapannya terdapat dua buah
gundukan iaitu gundukan gandum dan jewawut. Kemudian Allah mengirim dua gugusan
awan, dimana ketika salah satunya menaungi gundukan gandum, maka tercurah
padanya emas hingga penuh, sedangkan pada gundukan jewawut tercurah mata wang
hingga penuh.” (Hadis Riwayat. Abu Ya’la, 3617, yang dishahihkan al-Hakim
(2/581-582) dan Ibnu Hibban (2091) serta al-Albani dalam kitab Shahîh-nya no.
17).
Langganan:
Postingan (Atom)